5 Alasan Kenapa Pekerjaan Ibu Rumah Tangga Tidak Bisa Diremehkan

5 Alasan Kenapa Pekerjaan Ibu Rumah Tangga Tidak Bisa Diremehkan – Dengan bertambahnya kesempatan pendidikan bagi perempuan, profesi ibu rumah tangga berubah menjadi pekerjaan paruh waktu, karena ibu yang bekerja semakin diperhitungkan dalam kehidupan sehari-hari. Bahkan di masyarakat saat ini, wanita semakin banyak yang bekerja sebagai ibu rumah tangga. Tak heran ketika wanita berpendidikan tinggi memutuskan untuk menjadi ibu rumah tangga penuh waktu, banyak orang yang menyesalinya. Pekerjaan ibu rumah tangga sudah dianggap pekerjaan sepele, karena tidak membutuhkan keterampilan intelektual khusus.

5 Alasan Kenapa Pekerjaan Ibu Rumah Tangga Tidak Bisa Diremehkan

momtomomchat – Padahal, aktivitas sehari-hari ibu rumah tangga layaknya pekerjaan profesional. Dalam praktiknya, dibutuhkan dedikasi dan kreativitas penuh dari ibu rumah tangga dalam menyelesaikan permasalahan rumah tangga dalam waktu yang terbatas. Lima alasan ini menunjukkan bahwa menjadi ibu rumah tangga tidak boleh dianggap remeh.

Baca juga : Tips Terbaik Menghemat Uang Untuk Ibu Rumah Tangga

Pekerjaan, karir yang bagus dan menjadi ibu rumah tangga yang sukses memang menjadi impian wanita masa kini. Namun dalam praktiknya, tidak semudah membalikkan telapak tangan. Beban kerja yang berat seringkali mempengaruhi kemampuan ibu untuk menyelesaikan semua pekerjaan rumah tangga. Selain itu, semakin banyak ibu yang melewatkan fase tumbuh kembang si kecil jika momen ini tidak terulang. Cara termudah adalah berhenti dari pekerjaan Anda dan menjadi ibu rumah tangga yang sempurna. Tetapi sebelum para ibu mengambil keputusan, beberapa dari hal-hal ini kemungkinan besar akan terjadi. Apakah kamu siap?

Jam Kerja Yang Lebih Panjang

Di balik marjinalisasi profesi ibu rumah tangga juga terdapat persepsi bahwa ibu rumah tangga jauh lebih bahagia karena bisa bekerja di rumah. Tidak perlu terburu-buru ke kantor dan mengalami stres akibat macet. Namun karena jam kerja yang menumpuk, ibu rumah tangga menghabiskan jam kerja lebih lama dari pekerja kantoran pada umumnya.

Menurut The Independent, waktu kerja penelitian terhadap 2.000 ibu rumah tangga dengan anak berusia 5 hingga 13 tahun adalah 14 jam sehari atau 98 jam seminggu. Nilai tersebut 25% lebih tinggi dari total jam kerja mingguan karyawan swasta. Ibu rumah tangga mempersiapkan kebutuhan anggota keluarga lainnya di pagi hari. Nyatanya, harinya belum berakhir sampai semua anggota keluarga lainnya beristirahat. Hal ini membuat ibu rumah tangga tidak lepas dari stres yang biasanya diasosiasikan dengan pekerja kantoran.

Pekerjaan Tanpa Akhir

Seorang ibu rumah tangga dengan delapan tangan dalam rumah tangga. Dari segi beban kerja, ibu rumah tangga juga memiliki persyaratan kerja yang lebih ketat dibandingkan karyawan biasa. Menurut penelitian yang sama, hingga 40% ibu rumah tangga merasa terbebani dengan daftar tugas yang tak ada habisnya.

Studi lain yang dilakukan oleh ahli kacamata Juley pada tahun 2013 mengkonfirmasi hal ini. Setidaknya ada 26 daftar tugas yang harus diselesaikan ibu rumah tangga dalam sehari, mulai dari berbelanja kebutuhan pokok dan peralatan hingga membimbing anak mengerjakan PR.

Tidak Banyak Memiliki Waktu Untuk Diri Sendiri

Karena seringnya aktivitas ibu rumah tangga, mereka kehilangan banyak waktu untuk menguatkan diri. Rata-rata, mereka hanya memiliki 1 jam 7 menit untuk diri mereka sendiri setiap hari. Jadi jangan dikira tugas ibu rumah tangga hanya memasak di dapur kecil, nonton sinetron atau gosip sama tetangga. Mereka tidak punya waktu untuk bermalas-malasan atau bergosip tentang orang lain karena mereka tidak punya banyak waktu untuk diri mereka sendiri.

Multitasking

Ibu rumah tangga memasak di dapur. Tugas yang harus dilakukan ibu rumah tangga sangat beragam dan membutuhkan penguasaan mata pelajaran yang berbeda. Untuk menjamin kesehatan seluruh anggota keluarga, seorang ibu rumah tangga harus menyiapkan makanan yang enak dan bergizi dengan baik di dapur dan membersihkan rumah.

Ibu rumah tangga juga harus pandai mengatur keuangan keluarga. Saat anak bermasalah dengan pekerjaan rumah, ibu rumah tangga harus siap menjadi guru bagi anaknya. Di tengah kesibukan rumah tangga pun, ibu rumah tangga harus mengatur waktunya dengan baik demi keharmonisan keluarga.

Sering Merasa Kesepian

Ibu rumah tangga istirahat dari mengajak anak bermain. Tuntutan kerja yang begitu tinggi tentu berdampak besar pada kondisi fisik dan psikis ibu rumah tangga. Mereka juga melakukan sebagian besar pekerjaan rumah sendiri. Mereka sering dikelilingi oleh perasaan kesepian dan bahkan depresi. Memburuknya kesehatan mental ibu rumah tangga juga dapat diperparah dengan kurangnya empati terhadap lingkungan. Ibu rumah tangga anggur sering dianggap sebagai ibu yang malas atau tidak kompeten, membuat mereka tidak memiliki cara untuk mengungkapkan ketidakpuasan batin mereka.

Anda yang berprofesi sebagai ibu rumah tangga tidak perlu merasa terpuruk sekarang. Menurut Kania, menjadi ibu rumah tangga sama kerennya dengan ibu bekerja. Menjadi ibu rumah tangga bukan hanya pekerjaan yang paling sulit, tetapi juga pekerjaan yang paling penting. Jadilah supermom terbaik untuk anak dan keluarga Anda sendiri.

Membutuhkan Tenaga Ekstra

Menjadi pekerja atau ibu rumah tangga sama-sama melelahkan. Banyak yang bisa dilakukan dari pagi hingga larut malam, apalagi jika tidak menggunakan jasa pembantu rumah tangga (ART). Jika Anda merasa lelah dan tidak mampu mengurus semua pekerjaan rumah tangga, pertimbangkan untuk menyewa pembantu.

Tetap Memperhatikan Penampilan

Tentunya saat ibu menjadi ibu rumah tangga, lebih nyaman memakai pakaian sederhana seperti daster atau kemeja. Pasti ada saatnya Moms kangen dengan baju-baju fashionable yang biasa digunakan untuk kerja kantoran. Menjadi ibu rumah tangga bukan berarti Anda tidak bisa tampil modis. Meski mengenakan pakaian sederhana, Anda bisa melampaui penampilan dengan mengutamakan kesehatan kulit dan rambut.

Sehingga terlihat segar meski tanpa pakaian mewah. Saat jalan-jalan bersama teman atau keluarga di akhir pekan, para ibu juga bisa memenuhi keinginannya untuk tampil gaya dengan pakaian dan riasan yang segar. Bagaimana dengan moms, apakah sudah siap menjadi stay at home mom?